Sabtu, 29 Januari 2011

Ki Hajar Dewantara


Bapak Pendidikan Indonesia

Raden Mas Soewardi Soerjadiningrat yang lebih dikenal dengan Ki Hajar Dewantara lahir pada tanggal 2 Mei 1899. Hari kelahirannya inilah, yang kemudian diperingati bangsa Indonesia sebagai hari Pendidikan Nasional. 

Ki Hajar Dewantara lahir dari keturunan ningrat Pakualam III Jogjakarta. Silsilahnya bersambung dengan Nyi Ageng Serang yang masih tergolong keturunan Sunan Kalijaga

Satu diantara karya besar Ki Hajar Dewantara dalam bidang pendidikan adalah Taman Siswa. Sebuah perguruan nasional yang didirikan di kota Yogyarkata.

Selain sebagai dikenal sebagai tokoh Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara juga masyhur sebagai seorang politikus, pejuang, nasionalis dan bahkan patriot sejati. Ia bersama Dr. Tjipto Mangoenkoesoemo dan Dr. Douwes Dekker (Setiabudi) mendirikan partai Politik bernama Indische Partij. Ketia sahabat ini dikemudian hari dikenal dengan sebuta TIga Serangkai.

Als Is Bederland Was

Ki Hajar Dewantara pernah menulis sebuah artikel bernada sinis dan politis pada pemerintahan Belanda. Artikel itu berjudul “ Als Ik Bederland Was” (Andaikata saya orang Belanda). Artikel ini ditulis menyoroti perilaku biada penjajah Belanda.

Dari Ki Hajar Dewantara jualah, kita kenal kata-kata bersayap penuh filosofi “ Tut Wuri Handayani, ing ngarso Sung Tulodo, Ing Madya mangun karso” yang bila diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia berarati “mengikuti dari Belakang, sambil member bimbingan, di depan member teladan dan jika berada ditengah-tengah membangkitkan hasrat dan kemauan. Filosofi yang sebetulnya hampir sama dengan yang telah diajarkan ratusan sebelumnya oleh para Wali Songo.

Ki Hadjar Dewantara adalah seorang pemimpin sejati, seorang pemimpin yang hidupnya sederhana. Kata-katanya sederhana. Kesederhanaan tokoh Ki Hajar Dewantara yang memenacarakan cahaya agung keperibadiannya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar